Senin, 13 Januari 2014

NASIB BATAM DI TENGAH PUSARAN RESESI GLOBAL

Dampak Perlambatan Ekonomi Amerika Serikat :

1. Hambatan yang masih dirasakan oleh Kawasan-kawasan industri di Batam


Contoh : PP No. 46/2007Tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam belum bisa diterapkan secara maksimal karena Pembentukan Badan Pengelolanya belum dibahas.

2. Dampak tersebut dapat mengakibatkan penurunan jumlah investasi di pulau Batam, sehingga terjadi :

  • Penurunan jumlah tenaga kerja karena penutupan perusahaan atau PHK, dimana akan menambah jumlah pengangguran di Pulau Batam
  • Memberi dampak “multiplier effect” yang negatif terhadap kehidupan industri di luar kawasan-kawasan industri, UMKM dan sektor non-formal di Pulau Batam.



DAYA TARIK INVESTASI ASING

Berdasarkan hasil beberapa survey terhadap investor, terdapat Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan Investasi di suatu negara/lokasi, antara lain : 


Faktor penarik investasi asing
Tabel 1 Faktor -faktor yang menjadi daya tarik investasi asing

TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI FEI-RANIS

TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI FEI-RANIS
oleh JOHN FEI  dan GUSTAV RANIS

A Theory of Economic Development :

(Proses peralihan yang diharapkan akan dilewati suatu negara terbelakang untuk beranjak dari keadaan stagnasi ke arah pertumbuhan swadaya)

ASUMSI

Ada ekonomi dua-muka yang terbagi dalam sektor pertanian tradisional yang mandeg, dan industri yang aktif.
Output sektor pertanian adalaf fungsi dari tanah dan buruh saja.
Disektor pertanian tidak ada akumulasi modal selain dalam bentuk penggarapan tanah kembali (reklamasi)
Persediaan atau penawaran tanah bersifat tetap.
Kegiatan pertanian ditandai dengan hasil (Return to scale) yang ditetapkan dengan buruh sebagai faktor variable.
Diasumsikan bahwa produkstivitas marginal buruh adalah nol. Jika penduduk melampaui jumlah di mana produkstivitas marginal buruhnya nol, buruh dapat dialihkan ke sektor indsutri tanpa mengurangi keluaran (out put) pertanian
Output sektor industri adalah fungsi dari modal dan buruh saja. Tanah tdk mempunyai peranan sebagai faktor produksi.
Pertumbuhan penduduk dianggap sebagai fenomena eksogen
Upah nyata di sektor industri dianggap tetap dan sama dengan tingkat pendapatan nyata (sebelumnya) sektor pertanian. Mereka menyebutnya upah institusional
Pekerja dimasing-masing sektor hanya mengkonsumsi produk-produk pertanian

Dari Asumsi diatas Fei dan Ranis menelaah pembangunan ekonomi surplus-buruh menjadi tiga tahap :

PENGENALAN PERBANKAN

lembagan keuangan
Gambar 1 Lembaga Keuangan

I.      PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN

Lembaga keuangan pada prinsipnya dibagi dua yaitu Lembaga Keuangan  Bank dan Non Bank. Pembagian lembaga keuangan sebagaimana pada Gambar 1 berikut :



Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat  dimanfaatkan  sebagai sumber pendanaan dalam rangka pembiayaan termasuk pembiayaan UMKM. Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang dianggap memiliki produk-produk  penghimpunan dan penyaluran dana  yang paling lengkap, sehingga lembaga keuangan bank sering disebut sebagai lembaga intermediasi keuangan. Sementara lembaga keuangan non bank  umumnya  memiliki salah satu produk berupa penghimpunan dana saja atau penyaluran dana saja.

II.    LEMBAGA KEUANGAN BANK (PERBANKAN) 

Pengertian bank dalam istilah bahasa Italia “ banco ” berarti kepingan papan tempat buku,  sejenis meja  yang kemudian penggunaannya lebih diperluas untuk menunjukkan meja tempat penukaran uang yang digunakan oleh para pemberi pinjaman dan pedagang valuta di Eropa.   Sementara Undang-undang perbankan New York menjelaskan bank adalah segala tempat transaksi valuta setempat yang juga merupakan tempat usaha yang berbentuk trust, pemberian diskonto dan memperjual belikan surat kuasa draft, rekening dan sistem peminjaman, menerima deposito dan semua bentuk surat berharga, memberikan pinjaman uang dengan memberikan jaminan berbentuk harta maupun keselamatan pribadi dan memperdagangkan emas batangan, perak, uang dan rekening bank.

Selasa, 24 Desember 2013

Laporan Akuntansi

Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita di dalam mengelola keuangan. Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan. 

Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, yaitu neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

  • Neraca, adalah suatu daftar sistematis yang memuat informasi mengenai aktiva, utang dan modal suatu perusahaan pada akhir periode tertentu. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada di dalam perusahaan tersebut.
  • Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahui laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.
  • Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
  • Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan kas dimasa mendatang.
  • Senin, 23 Desember 2013

    Pengakuan dan Pengukuran Persediaan

    Pengakuan dan Pengukuran Persediaan

    1.  Pengakuan Persediaan

         Persediaan diakui pada saat :
    a.    Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai      nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
    b.    Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
              Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada akhir periode akuntansi. Untuk persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan dibebankan ke akun konstruksi dalam pengerjaan, tidak diakui sebagai persediaan.
              Inventarisasi fisik terhadap persediaan dapat berupa  penghitungan, pengukuran atau penimbangan barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung jumlah (kuantitas) suatu  persediaan. Kemudian berdasarkan jumlah(kuantitas) tersebut diperoleh suatu nilai rupiah persediaan yang bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan pada setiap akhir periode akuntansi.
    Berikut ini adalah jurnal yang harus dibuat apabila suatu entitas menggunakan metode pencatatan persediaan dengan sistem periodik.
    Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme UP (Uang Persediaan)

    1  1. Pencatatan transaksi pembelian persediaan
     SKPD

    Uang Muka dari Kas Daerah
    Rp xxx

    Kas di Bendahara Pengeluaran

    Rp  xxx

     BUD
    Tidak ada jurnal





    2  2. Penerbitan SP2D-GU



     SKPD
    Belanja Barang
    Rp xxx

    Piutang dari BUD

    Rp  xxx

     BUD
    Belanja Barang
    Rp xxx

    Kas di Kas Daerah

    Rp  xxx

    Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme LS (Langsung)
    1. Pencatatan transaksi Belanja Barang Persediaan
     SKPD
    Belanja Barang
    Rp xxx

    Piutang dari BUD

    Rp  xxx

     BUD
    Belanja Barang
    Rp xxx

    Kas di Kas Daerah

    Rp  xxx
    Selanjutnya pembelian barang tersebut dicatat dalam buku persediaan untuk dapat dilakukan pengadministrasian dan penatausahaan dari barang persediaan dimaksud, sehingga apabila pada akhir periode dilakukan opname fisik persediaan dapat diketahui nilainya.
        Pengurangan dan penggunaan suatu persediaan harus dicatat didalam buku persediaan sesuai dengan tanggal terjadinya.
    o   Hasil opname fisik terhadap persediaan akan dijurnal sebagai berikut:
    Persediaan
    Rp xxx

    Cadangan Persediaan

    Rp  xxx

    (Pencatatan saldo persediaan akhir periode akuntansi di SKPD)


    2.  Pengukuran Persediaan

          Nilai persediaan meliputi seluruh belanja yang dikeluarkan sampai suatu barang persediaan tersebut dapat dipergunakan. Dalam PSAP 5 dalam paragraf 18 dikatakan bahwa persediaan disajikan sebesar:
    (a)      Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
    (b)      Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
    (c)     Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;

    Dari uraian diatas, pengukuran persediaan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

    pengukuran persediaan pemda










    Persediaan  disajikan sebesar:
    §  Biaya perolehan, apabila diperoleh dengan pembelian;
    Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan sejenis lainnya akan mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.
    Untuk persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.

    Contoh:
    Dibeli suatu persediaan kertas HVS sebanyak 100 rim dengan harga Rp. 10.000 /rim, dimana untuk pembeliannya dikenakan biaya angkut sebesar Rp. 10.000 dan diberikan potongan harga sebesar Rp. 500/rim. Maka nilai persediaan yang akan dimasukkan kedalam buku persediaan adalah sebesar:

        Harga beli (100 rim x Rp. 10.000)                Rp. 1.000.000,-
    Biaya angkut                                               Rp.     10.000,-
              Total harga                                        Rp. 1.010.000,-
    Dikurangi potongan harga (Rp. 500 x 100)    Rp.    50.000,-
    Nilai persediaan sebesar                                Rp.    960.000,-

    §  Biaya standar, apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
    Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan anggaran.
    §  Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;
    Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai dengan menggunakan nilai wajar. Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar.

    Perhitungan biaya persediaan
    Biaya persediaan berdasarkan PSAP No.5 harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition).
    Biaya pembelian  persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh organisasi kepada kantor pajak) dan biaya pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat dan pos lain yang serupa dapat dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

    Biaya konversi Persediaan
    Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan biaya overhead variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi barang jadi. Biaya overhead produksi tetap adalah biaya produksi tak langsung yang relatif konstan, tanpa memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik serta biaya manajemen dan administrasi pabrik. Biaya overhead produksi variabel adalah biaya yang berubah secara langsung atau hampir secara langsung mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tak langsung dan upah tak langsung.
    Biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.