Senin, 23 Desember 2013

Pengakuan dan Pengukuran Persediaan

Pengakuan dan Pengukuran Persediaan

1.  Pengakuan Persediaan

     Persediaan diakui pada saat :
a.    Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai      nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
b.    Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
          Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada akhir periode akuntansi. Untuk persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan dibebankan ke akun konstruksi dalam pengerjaan, tidak diakui sebagai persediaan.
          Inventarisasi fisik terhadap persediaan dapat berupa  penghitungan, pengukuran atau penimbangan barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung jumlah (kuantitas) suatu  persediaan. Kemudian berdasarkan jumlah(kuantitas) tersebut diperoleh suatu nilai rupiah persediaan yang bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan pada setiap akhir periode akuntansi.
Berikut ini adalah jurnal yang harus dibuat apabila suatu entitas menggunakan metode pencatatan persediaan dengan sistem periodik.
Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme UP (Uang Persediaan)

1  1. Pencatatan transaksi pembelian persediaan
 SKPD

Uang Muka dari Kas Daerah
Rp xxx

Kas di Bendahara Pengeluaran

Rp  xxx

 BUD
Tidak ada jurnal





2  2. Penerbitan SP2D-GU



 SKPD
Belanja Barang
Rp xxx

Piutang dari BUD

Rp  xxx

 BUD
Belanja Barang
Rp xxx

Kas di Kas Daerah

Rp  xxx

Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme LS (Langsung)
1. Pencatatan transaksi Belanja Barang Persediaan
 SKPD
Belanja Barang
Rp xxx

Piutang dari BUD

Rp  xxx

 BUD
Belanja Barang
Rp xxx

Kas di Kas Daerah

Rp  xxx
Selanjutnya pembelian barang tersebut dicatat dalam buku persediaan untuk dapat dilakukan pengadministrasian dan penatausahaan dari barang persediaan dimaksud, sehingga apabila pada akhir periode dilakukan opname fisik persediaan dapat diketahui nilainya.
    Pengurangan dan penggunaan suatu persediaan harus dicatat didalam buku persediaan sesuai dengan tanggal terjadinya.
o   Hasil opname fisik terhadap persediaan akan dijurnal sebagai berikut:
Persediaan
Rp xxx

Cadangan Persediaan

Rp  xxx

(Pencatatan saldo persediaan akhir periode akuntansi di SKPD)


2.  Pengukuran Persediaan

      Nilai persediaan meliputi seluruh belanja yang dikeluarkan sampai suatu barang persediaan tersebut dapat dipergunakan. Dalam PSAP 5 dalam paragraf 18 dikatakan bahwa persediaan disajikan sebesar:
(a)      Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
(b)      Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
(c)     Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;

Dari uraian diatas, pengukuran persediaan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

pengukuran persediaan pemda










Persediaan  disajikan sebesar:
§  Biaya perolehan, apabila diperoleh dengan pembelian;
Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan sejenis lainnya akan mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.
Untuk persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.

Contoh:
Dibeli suatu persediaan kertas HVS sebanyak 100 rim dengan harga Rp. 10.000 /rim, dimana untuk pembeliannya dikenakan biaya angkut sebesar Rp. 10.000 dan diberikan potongan harga sebesar Rp. 500/rim. Maka nilai persediaan yang akan dimasukkan kedalam buku persediaan adalah sebesar:

    Harga beli (100 rim x Rp. 10.000)                Rp. 1.000.000,-
Biaya angkut                                               Rp.     10.000,-
          Total harga                                        Rp. 1.010.000,-
Dikurangi potongan harga (Rp. 500 x 100)    Rp.    50.000,-
Nilai persediaan sebesar                                Rp.    960.000,-

§  Biaya standar, apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan anggaran.
§  Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;
Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai dengan menggunakan nilai wajar. Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar.

Perhitungan biaya persediaan
Biaya persediaan berdasarkan PSAP No.5 harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition).
Biaya pembelian  persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh organisasi kepada kantor pajak) dan biaya pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat dan pos lain yang serupa dapat dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

Biaya konversi Persediaan
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan biaya overhead variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi barang jadi. Biaya overhead produksi tetap adalah biaya produksi tak langsung yang relatif konstan, tanpa memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik serta biaya manajemen dan administrasi pabrik. Biaya overhead produksi variabel adalah biaya yang berubah secara langsung atau hampir secara langsung mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tak langsung dan upah tak langsung.
Biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.


Tidak ada komentar: