Lanjutan akuntansi persediaan pemda
Pengakuan dan Pengukuran Persediaan
1. Pengakuan Persediaan
Persediaan
diakui pada saat :
a. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
b. Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah.
Persediaan dicatat
berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada akhir periode akuntansi. Untuk
persediaan bahan baku
dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan dibebankan ke akun konstruksi
dalam pengerjaan, tidak diakui sebagai persediaan.
Inventarisasi fisik terhadap
persediaan dapat berupa penghitungan,
pengukuran atau penimbangan barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung
jumlah (kuantitas) suatu persediaan. Kemudian berdasarkan jumlah(kuantitas)
tersebut diperoleh suatu nilai rupiah persediaan yang bersangkutan untuk
dimasukkan ke dalam pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan pada setiap akhir
periode akuntansi.
Berikut ini adalah
jurnal yang harus dibuat apabila suatu entitas menggunakan metode pencatatan
persediaan dengan sistem periodik.
Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme UP (Uang
Persediaan)
1 1. Pencatatan transaksi
pembelian persediaan
SKPD
Uang Muka dari Kas Daerah
|
Rp xxx
|
|
Kas di
Bendahara Pengeluaran
|
Rp xxx
|
BUD
Tidak ada
jurnal
|
||
2 2. Penerbitan SP2D-GU
SKPD
Belanja Barang
|
Rp xxx
|
|
Piutang dari BUD
|
Rp xxx
|
BUD
Belanja Barang
|
Rp xxx
|
|
Kas di Kas
Daerah
|
Rp xxx
|
Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme LS (Langsung)
1. Pencatatan transaksi Belanja Barang Persediaan
SKPD
Belanja Barang
|
Rp xxx
|
|
Piutang dari BUD
|
Rp xxx
|
BUD
Belanja Barang
|
Rp xxx
|
|
Kas di Kas
Daerah
|
Rp xxx
|
Selanjutnya pembelian barang tersebut dicatat dalam
buku persediaan untuk dapat dilakukan pengadministrasian dan penatausahaan dari
barang persediaan dimaksud, sehingga apabila pada akhir periode dilakukan opname
fisik persediaan dapat diketahui nilainya.
Pengurangan
dan penggunaan suatu persediaan harus dicatat didalam buku persediaan sesuai
dengan tanggal terjadinya.
Persediaan
|
Rp xxx
|
|
Cadangan
Persediaan
|
Rp
xxx
|
(Pencatatan saldo persediaan akhir periode akuntansi di
SKPD)
2. Pengukuran Persediaan
Nilai persediaan meliputi
seluruh belanja yang dikeluarkan sampai suatu barang persediaan tersebut dapat
dipergunakan. Dalam PSAP 5 dalam paragraf 18 dikatakan bahwa persediaan
disajikan sebesar:
(a)
Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
(b)
Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
(c) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti
donasi/rampasan;
Dari uraian diatas, pengukuran persediaan dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
Persediaan disajikan sebesar:
§ Biaya perolehan, apabila diperoleh dengan pembelian;
Biaya perolehan persediaan
meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya
lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan
harga, rabat, dan sejenis lainnya akan mengurangi biaya perolehan. Nilai
pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir
diperoleh.
Untuk persediaan yang memiliki
nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan
biaya perolehan terakhir.
Contoh:
Dibeli suatu persediaan kertas
HVS sebanyak 100 rim dengan harga Rp. 10.000 /rim, dimana untuk pembeliannya
dikenakan biaya angkut sebesar Rp. 10.000 dan diberikan potongan harga sebesar
Rp. 500/rim. Maka nilai persediaan yang akan dimasukkan kedalam buku persediaan
adalah sebesar:
Harga
beli (100 rim x Rp. 10.000) Rp. 1.000.000,-
Biaya angkut Rp. 10.000,-
Total
harga Rp.
1.010.000,-
Dikurangi potongan harga (Rp. 500
x 100) Rp. 50.000,-
Nilai
persediaan sebesar Rp. 960.000,-
§ Biaya standar, apabila diperoleh dengan
memproduksi sendiri;
Biaya standar persediaan
meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan
biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan
ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan anggaran.
§ Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara
lainnya seperti donasi/rampasan;
Persediaan hewan dan tanaman
yang dikembangbiakkan dinilai dengan menggunakan nilai wajar. Harga/nilai wajar
persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak
yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar.
Perhitungan biaya
persediaan
Biaya persediaan berdasarkan PSAP No.5 harus meliputi semua biaya
pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada
dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present
location and condition).
Biaya pembelian persediaan meliputi
harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat
ditagih kembali oleh organisasi kepada kantor pajak) dan biaya pengangkutan,
penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada
perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat
dan pos lain yang serupa dapat dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
Biaya konversi Persediaan
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait
dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan biaya overhead
variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses
konversi bahan menjadi barang jadi. Biaya overhead
produksi tetap adalah biaya produksi tak langsung yang relatif konstan, tanpa
memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan
pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik serta biaya manajemen dan
administrasi pabrik. Biaya overhead produksi variabel adalah biaya yang berubah
secara langsung atau hampir secara langsung mengikuti perubahan volume
produksi, seperti bahan tak langsung dan upah tak langsung.
Biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya
tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dijual atau dipakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar